Heso, Oplovers!
Aaah, loved it.
Ini tempo terbaik cerita One Piece sejak, entahlah, Sabaody Arc sebelum timeskip?
Sejak Luffy memasuki kota Zou, Oda
menanggalkan pola klasiknya, yaitu : datang ke pulau, terlibat konflik,
kalahkan bos pulau, pesta, ulang dari awal. Kali ini beliau lebih
berfokus pada pembeberan informasi-informasi baru. Lebih setia di benang
merah. Lebih to the point. Dan sudah pasti Informatif. Entahlah apa
kalian menyukai pola baru ini. But I sure as hell damn love it. Kalau Oda mempertahankan temponya seperti ini, I will be a happy man. ^^
“Reverie”
Well, damn. Seperti biasa banyak sekali hal yang terjadi di berbagai belahan dunia One Piece secara simultan. Dan semua sama menariknya. Kita bahas dari mana ya…
Ah, tentu saja, the meeting of the kings : Reverie. Akhirnya kita tiba di sini.
Rapat 4 tahunan antar raja yang
berafiliasi di bawah bendera Pemerintahan Dunia. Di dunia nyata, mungkin
sepadan dengan rapat PBB. Big stuff. Para
raja dan pemimpin dunia akan menyuarakan aspirasi mereka di atas meja
panjang, sembari membahas isu-isu penting demi kelangsungan dunia ke
depan. Terlihat wajah-wajah lama dari seluruh dunia sedang bergegas.
Baik wajah yang familiar, maupun tidak familiar. Baik yang bersahabat,
maupun tidak bersahabat. Semuanya punya agenda masing-masing. Let’s see.
Armada Arabasta bertolak dari pelabuhan. Raja Cobra tampak sangat obsesif dengan reverie kali ini. Rupanya kenangan bersama Nico Robin di reruntuhan 2 tahun lalu sangat membekas di benaknya. Itu membuatnya terobsesi dengan poneglyph. Kini dia berniat mencari kebenaran dengan bertanya langsung kepada Pemerintahan Dunia. Eh, tunggu… bertanya langsung?? Tidak terdengar seperti ide bagus. Soalnya, tahu sendiri, Pemerintahan Dunia sangat anti dengan poneglyph. Apalagi dengan pihak-pihak yang menyembunyikan poneglyph.
Namun Arabasta selalu unik. Atau
tepatnya, keluarga Nefertari yang unik. Mereka adalah satu-satunya
keluarga dari 20 Kerajaan yang menolak berbaur dengan para bangsawan di
Mariejoa. Alasannya tidak jelas. Selain itu, pertanyaan lama kembali
mencuat : mengapa Arabasta –yang notabene mantan 20 Kerajaan– justru
menyimpan salah satu poneglyph? Ini aneh. Siapapun yang berafiliasi
dengan 20 kerajaan semestinya anti poneglyph. Namun Arabasta justru
menjaganya baik-baik. Anomali.
Prediksi saat ini, Arabasta bisa jadi
pernah menjadi agen ganda. Status luarnya memang mantan 20 Kerajaan,
tapi lubuk hatinya setia pada para pembuat poneglyph. 19 Kerajaan
lainnya, tentu saja, tidak menyadari hal ini. Yang mereka tahu hanyalah
keluarga Nefertari menolak bertampuk di Mariejoa 800 tahun lalu. Saat
itu, mungkin Nefertari beralasan mereka lebih suka membaur dengan rakyat
jelata ketimbang mendongak angkuh dari atas Red Line. Namun alasan
sebenarnya, Nefertari memang tidak pernah tulus memihak aliansi 20
Kerajaan.
Raja Cobra, yang merupakan keturunan
Nefertari yang kesekian, tidak tahu tentang ini. Yah, mungkin tahu,
tetapi bukan cerita komplitnya. Wajar saja, ini terjadi sebelum
Pemerintahan Dunia terbentuk, alias saat Abad Hampa. Dan kini dia
berniat mencari tahu. Saya sedikit khawatir dengan niat sang raja.
Bertanya langsung itu langkah yang agak nekad. Di sisi lain, ini sejalan
dengan benang merah. Doflamingo sudah menurbuatkan terjadinya Perang
Tahta yang akan berujung pada jatuhnya Mariejoa. Itu berarti, akan
terjadi pemberontakan dalam skala titan. Setiap api pemberontakan,
selalu diawali dengan titik api. Dan Obsesi Cobra ini berptensi menjadi
salah satu titik api itu.
Ryuugu. Sama menariknya. Petisi yang
sudah susah payah dikumpulkan sejak era mendiang Otohime akhirnya siap
diajukan pada petinggi dunia. Putri Shirahoshi akan terekspos dunia
untuk pertama kalinya. Lagi-lagi, ini bukan ide bagus. Di satu sisi, ya,
keikutsertaan Shirahoshi memang akan memperkuat hasil petisi mereka di
mata Pemerintahan Dunia. Namun di sisi lain, identitas Poseidon yang
melekat pada Shirahoshi sudah bocor ke telinga Caribou. Dan sekarang,
entah sudah berapa oportunis yang telah mengetahui info tersebut. Ryuugu
mesti waspada.
Kerajaan-kerajaan lainnya juga tampak di sana. Stelly jadi raja Goa. Well, damn. Ada yang ingat dia? Dia saudara angkat Sabo yang angkuh itu. Surprise mother f***er,
sekarang dia raja! Siapa sangka, bocah angkuh itu jadi raja. Namun
kerajaan Goa sendiri pada dasarnya angkuh. Insiden pembakaran di Grey
Terminal jadi bukti. Bahkan jadi salah satu latar belakang Dragon untuk
menyulut revolusi. Sedikit berprediksi, Goa bisa jadi merupakan salah
satu dari 19 kerajaan pendiri Pemerintahan Dunia. Prediksi ini
berdasarkan keangkuhan mereka dan fakta bahwa tenryuubito pernah
melakukan kunjungan resmi ke negeri itu.
Ada cameo
armada Kerajaan Ilusia. Raja mereka, Thalassa Lucas, adalah orang yang
pertama kali memperingatkan ancaman laten Monkey D. Dragon pada reverie 8
tahun silam. Dan peringatannya terbukti akurat, Dragon kini jadi
buronan nomor satu. Raja ini jelas sosok yang visioner dan cukup menarik
menanti kemunculannya kelak.
Kemudian ada Prodence, Kano, Sakura, Evil
Drum, dan sedikit penampakan kastil Lvneel. Diiringi sejumlah raja
berwajah asing dan raut ekstra serius. Layaknya Raja Cobra dan Raja
Neptune, mereka sudah pasti membawa agenda ambisiusnya masing-masing.
Sulit untuk tidak menebak bahwa ini bakal jadi rapat yang chaotic.
Ada banyak informasi yang di harapkan
dari reverie kelak, antara lain pengungkapan identitas 20 Kerajaan, cara
naik ke Mariejoa (lihat teorinya di sini), dan penampakan pucuk pohon Hawa.
“Baltigo di News Coo”
Tim Luffy bertolak dari Zou. Carrot ternyata menyelinap masuk sesuai prediksi banyak fans. Entah cuma saya, atau dia tiba-tiba digambar lebih atraktif ya? Rupanya dia cukup populer utk jadi kandidat nakama eh? No comment deh. :v
Baltigo hancur! Well, sh*t. Unexpected.
Jadi, pertempuran dimenangkan Kurohige?
Tunggu dulu. Banyak kejadian yang terjadi secara simultan. Namun naif berpikir kejadian itu tidak berhubungan satu sama lain.
Sepak terjang Dragon untuk mengambil alih
negara-negara di bawah Pemerintahan Dunia cukup gigih. Menurut Robin,
sudah beberapa negara jatuh karenanya. Namun di sisi lain masih banyak
negara yang tampaknya belum tersentuh gempuran revolusi… Apakah karena
Dragon belum bernyali menyerangnya? Bisa jadi. Atau menunggu momen yang
tepat? Hmm, kita lihat.
Sekarang, situasinya adalah SEMUA raja
yang berafiliasi di bawah Pemerintahan Dunia beserta militer terkuatnya
sedang menuju ke Mariejoa. Apa artinya itu? itu berarti, selama reverie,
setiap negara akan mengalami temporary vacuum of power! Ya, mereka akan rentan serangan baik dari dalam maupun dari luar.
Bila reverie ini terjadi 4 atau 8 tahun
yang lalu, mungkin tidak masalah. Saat itu pemberontakan skala besar
masih menjadi wacana. Kerajaan relatif aman saat ditinggal. Namun
sekarang pemberontakan sudah isu real. Entahlah apa Gorosei menyadari
celah pada reverie kali ini, tapi Dragon cs jelas menyadarinya. Itulah
kenapa beliau meminta Koala untuk mengumpulkan ‘para leader’ beberapa
waktu lalu. Semuanya demi operasi gerilya akbar ini. Selagi para raja
bergerak menuju Mariejoa, para leader juga sedang bergerak demi
menuntaskan misinya masing-masing.
Kembali ke Baltigo, ada banyak
kemungkinan kenapa markas ini hancur. Bisa akibat Kurohige atau bahkan
Dragon sendiri. Namun siapa yang melakukannya bukan poin utamanya di
sini. Saat Baltigo hancur, Pemerintahan Dunia secara psikologis akan
merasa bahwa kekuatan Tentara Revolusi melemah secara drastis. Dengan
demikian pemerintah akan merasa lebih aman mengadakan reverie dan
bersedia melonggarkan penjagaan Angkatan Laut di beberapa wilayah
lautan. Alih-alih, para perwira itu bisa dialihtugaskan sebagai penjaga
armada kerajaan saat menuju Mariejoa(seperti yang tampak pada chapter
ini). Situasi ini tentu saja Jackpot bagi Tentara Revolusi. Kapan lagi dapat kesempatan emas seperti ini. Di situ poinnya.
Mungkin Baltigo hancur, tetapi Dragon cs
bisa jadi sudah lama pergi dari sana. Sementara itu, Pemerintahan Dunia
yang lengah juga pasti punya kartu as tersendiri. Ini, tentu saja, juga
berpotensi menjadi titik api menuju kobaran besar Perang Tahta.
The end is near.
Theoview One Piece Chapter 823 by Rokushiki Master
Sumber: http://onepieceindonesia.com/review/rokushiki-master/theoview-one-piece-chapter-823/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar