Sabtu, 23 April 2016

Theoview One Piece Chapter 820,5

Heso, Oplovers!

No chapter this week. Kabarnya sih seperti itu.
Oda tampaknya bakal sering mengambil cuti tahun ini, seperti tahun kemarin. Tidak mengherankan. Mungkin kalian pernah membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa Oda hanya mengambil tidur 4 jam sehari. Yup, 4 jam! Semua demi menjaga konsistensi cerita One Piece dan loyalitas pembacanya.

Dari pola tidurnya yang tidak wajar saja bisa ditebak kalau orang ini sangat fokus dan berdedikasi tinggi pada bidangnya. Mungkin 95% energinya dikerahkan hanya untuk One Piece. Dan hasilnya memang fantastis : 19 tahun serialisasi, 820 chapter, 100 colorspread, sebuah rekor dunia, dan popularitas serta daya magis cerita yang masih terjaga kuat.
Namun bukan tanpa tumbal. Konsep cost-revenue. Setiap pendapatan yang masuk pasti disertai pengorbanan. Dan salah satu yang dikorbankan Oda adalah pola hidupnya. Selain tidur 4 jam sehari, merokok secara konstan adalah lifestyle beliau agar benaknya senantiasa terhubung dengan dunia One Piece.

Bukan pola hidup terbaik, tetapi Oda berusaha mengimbanginya dengan mengambil cuti dan -belakangan- juga bermain futsal secara rutin (sumber : Shonen Jump). Jadi, liburnya One Piece sesungguhnya separuh berita baik, karena saat itu Oda sedang menabung tenaga supaya bisa menemani para pembacanya selama mungkin, mudah-mudahan sampai One Piece tamat kelak.
Alright, tidak ada chapter baru bukan berarti tidak ada theoview. Beruntung, informasi pada chapter minggu lalu sangat kaya sehingga masih bisa kita telaah lebih dalam lagi. Hitung-hitung  meramaikan hiatus minggu ini. Okay, Let’s dig deeper!

~ Rute Roger ~
Theoview One Piece Chapter

Mengikuti Log Pose = Mubazir? (Chapter 820)
Informasi dari Duke Inuarashi masih menjadi sorotan utama kita kali ini. Beberapa penjelasannya masih mengambang, tapi setelah tukar pikiran  dengan Oplovers minggu lalu, datang sedikit pencerahan. Sekarang saatnya menyamakan persepsi.
Jadi… mengapa mengikuti rute log pose dibilang mubazir?

Sebenarnya ini kecurigaan saya sejak lama. Mungkin kalian pun sudah lama berpikiran seperti ini. Bagi siapa pun yang ingin sampai ke ujung Grand Line, log pose memang sangat praktis. Tinggal berdiam diri di suatu pulau -> tunggu log pose merekam medan magnet pulau ->berlayar ke pulau yang ditunjuk jarum -> berlabuh di pulau tersebut -> ulangi dari awal. Begitu saja terus, pada akhirnya kamu akan sampai ke pulau terakhir Grand Line.

Baik Crocus maupun Inu -yang notabene mantan kru Roger- sepakat akan hal ini. Jarum log pose dan Tri log pose pada akhirnya akan menunjuk ke pulau terakhir Grand Line. Namun mereka berbeda pendapat akan satu hal.
Menurut Crocus, pulau terakhir adalah Raftel.
Menurut Inu, pulau terakhir BUKAN Raftel.
Entah kenapa bisa ada perbedaan informasi seperti itu… kita bahas belakangan saja.
Kembali ke pertanyaan tadi, mengapa log pose ‘mubazir’?emang buang-buang duit?
Hmm… mungkin lebih tepatnya buang-buang waktu. Mari kita lihat peta rute Log pose yang diilustrasikan Crocus.

Theoview One Piece Chapter
Rute Log Pose (Chapter 105)

Ada 7 rute yang bisa dipilih.
Kalau kamu adalah seorang bajak laut yang bermimpi bisa sampai ke pulau terakhir, mudah saja. Tinggal pilih saja salah satu rute itu, nanti sampai juga di sana. Apalagi bila kamu bajak laut yang sangat kuat, memiliki haki terbaik, memiliki navigator kelas satu, dan kapal anti-cyclone. Gampang banget. Pasti sampai.

Itu kalau mimpimu adalah sampai ke pulau terakhir. Namun Gol D Roger berbeda. Kita tahu misi Roger tidak sesederhana ke pulau terakhir. Dalam prosesnya, Roger juga berburu poneglyph dan mengungkap rahasia dunia. Dan setelah chapter 818, perburuan poneglyph juga telah resmi menjadi agenda perjalanan Luffy (Sebelumnya, ini hanya agenda Robin).
Kalau agendanya seperti itu, memilih salah satu rute log pose tidak bisa jadi solusi paling ampuh. Bahkan bagi bajak laut terkuat sekalipun. Mari kita simak chapter 301.

Theoview One Piece Chapter
Robin menjelaskan “Rio” Poneglyph (Chapter 301)

Puncak dari perburuan poneglyph adalah menemukan “Rio”poneglyph, dedengkotnya para poneglyph yang konon berisikan ‘pesan’ yang hilang dari Abad Hampa.
Dan menurut Robin, “Rio” hanya bisa didapatkan apabila semua poneglyph di seluruh penjuru dunia berhasil dikumpulkan. Berarti kalau ada poneglyph yang kelewatan, walau satu saja, nggak akan dapet tuh “Rio” dan pesan tersembunyinya. Perburuan akan gagal.
Damn. Ini bisa dibilang mission impossible karena poneglyph tersebar di mana-mana DAN tersembunyi. Namun kabar baiknya, persebaran poneglyph sejauh ini terpusat di wilayah Grand Line (kecuali poneglyph Ohara). Itu berarti log pose adalah metode terbaik untuk berburu poneglyph… sekaligus metode terburuk.
Kita lihat.

Theoview One Piece Chapter
Rute Log Pose (Chapter 105)

Ada 7 rute log pose di sana. Andaikan dulu Roger mengambil rute 2 dan setia di rute tersebut sampai pulau terakhir, maka Roger hanya akan berhasil mengumpulkan poneglyph yang berada di rute 2. Benar?
Sedangkan poneglyph yang ada di rute-rute lainnya akan kelewatan. Belum lagi poneglyph yang terletak di ‘pulau-pulauan’ seperti Zou. Gerak terus pula. Pasti kelewatan juga. Inilah kelemahan utama log pose bagi para pemburu poneglyph.
Yah, kita memang tidak tahu apa dulu Gol D. Roger benar-benar setia di satu rute atau berpindah-pindah. Namun cerita Inuarashi berikut ini bisa menjadi petunjuk.

Theoview One Piece Chapter
‘Poin itu’ (Chapter 820)

“Roger sendiri telah memperbaiki jalur perjalanannya setelah sampai di poin itu” – Duke Inuarashi.
‘Poin itu’ adalah pulau terakhir Grand Line, tapi BUKAN Raftel. Ini memang berbeda dengan keterangan awal dari Crocus, tapi anggap saja pernyataan Inu lebih kredibel. Soalnya Inu sendiri seorang penjaga poneglyph dan teman klan kouzuki. Semestinya pengetahuannya lebih akurat.
Nah, frase “memperbaiki jalur perjalanan” cukup menegaskan bahwa Roger telah melalui rute yang ‘kurang tepat’ selama mengarungi Grand Line. Dia baru menyadari itu setelah sampai di pulau terakhir Grand Line dan membaca poneglyph yang ada di sana, poneglyph yang berisi informasi “Raftel” dan “peradaban yg melahirkan poneglyph”.
Bila memang itu yang terjadi, berarti perjalanan terberat Roger justru dimulai setelah berlayar dari poin tersebut. Soalnya dia harus memutar balik untuk mencari poneglyph-poneglyph yang terlewatkan, termasuk keempat road poneglyph!!
Entah apakah Roger hanya melewatkan road poneglyph atau ada 1-2 poneglyph lain yang terlewat. Makin banyak yang terlewat, makin menantang pula  perjalanan Roger.
Lagipula, bagaimana cara Roger memutar balik? apakah log pose didesain untuk rute memutar balik? Apakah Roger memakai eternal pose? Atau vivre? Atau… kekuatan mendengar suara dunia? Masih tanda tanya.

~ Rute Luffy ~

Lupakan sejenak rute yang diambil Roger. Saatnya beralih ke rute yang diambil Luffy.
Inu mengatakan bahwa Luffy cs sama sekali tidak keluar arah. Err, menurut saya Inu agak sok tahu… Ketemu aja baru sekarang kok bisa dengan pedenya bilang Luffy sama sekali tidak keluar arah? Jangan-jangan ini cuma modus supaya Nami kelihatan sumringah. :v
On serious note, rute yang diambil Luffy sejauh ini memang sangat unik. Mari kita simak melalui alur ilustrasi.

Theoview One Piece Chapter
Ilustrasi bola dunia One Piece

Ini ilustrasi sederhana bola dunia One Piece. Ilustrasi dibuat berdasarkan penjelasan beberapa karakter One Piece (e.g : Mihawk, Nami, Crocus, Pappug, Shakky).
Kalau bola dunia tersebut dibuat versi ‘tikar’, penampakannya kira-kira seperti ini :

Theoview One Piece Chapter
Ilustrasi bola dunia One Piece versi ‘tikar’

Selanjutnya, wilayah Grand Line akan kita zoom in.
Daan… Kira-kira beginilah penampakan rute perjalanan Luffy sejak Logue Town sampai Zou:

Theoview One Piece Chapter
Rute Luffy di Grand Line paruh pertama (paradise).

Theoview One Piece Chapter
Rute Luffy di Grand Line paruh kedua (New World).

Hmm, mungkin lebih tepat disebut rute yang berantakan ketimbang rute yang unik. Terutama  rute setelah Water Seven. Damn, that’s so messy. Salahkan Kuma, dia sedikit banyak bertanggung jawab. (Catatan : Ada satu tanda panah yang kurang, yaitu dari Amazon Lily ke Sabaody setelah timeskip. Tidak ditambahkan supaya ilustrasinya tidak terlampau ribet)
Letak pulau-pulau yang tampak di sana baru perkiraan, kecuali letak segitiga Gates of Justice yang memang telah diilustrasikan oleh Oda. Namun secara keseluruhan, saya rasa cukup mewakili kondisi sebenarnya. (Tolong koreksi kalau ada yang kurang pas^^)
Nah, rute Luffy sangat menarik. Kita tahu dia memilih rute pulau Whiskey Peak di awal perjalanan. Normalnya, sekali memilih rute, ya harus stay di rute itu. Namun kenyataannya, Luffy hanya bertahan di rute tersebut sampai Little Garden!
Salah satu alasannya adalah butuh waktu setahun untuk merekam log Little Garden. Mana tahan jirr. Akhirnya Luffy keluar dari rute dan langsung melipir ke Arabasta dengan mengikuti jarum eternal pose. Selepas dari Arabasta, Luffy lagi-lagi melipir dari rute karena jarum log pose-nya ‘dicuri’ oleh Skypiea.

Serendipity.
Gara-gara ganti rute dua kali, Luffy justru sukses menemukan poneglyph di Arabasta dan Skypiea. That is some serious luck. Soalnya, andai Luffy memilih setia di rute Whiskey Peak, dua poneglyph itu pasti terlewat kan? Dan itu cukup fatal. Ckck, terlahir di bawah bintang apa kau ini, Luffy? Kok bisa seberuntung itu? *Nyon mode*
Selepas dari Skypiea, Luffy baru setia di rute tersebut dengan mengikuti jarum log pose. Akhirnya ketemu poneglyph lagi di Pulau Fishman. Namun ini bukan sesuatu yang hebat. Soalnya semua bajak laut yang ingin ke New World pasti lewat sini. Keterlaluan kalau sampai kelewatan.
Masuk ke New World, rute Luffy kembali nyeleneh. Bagaimana tidak, Luffy sama sekali mengabaikan jarum log pose di sini. Seharusnya Luffy mengikut rute pulau Raijin, tetapi malah ketemu Punk Hazard yang tidak masuk rute mana pun. Selanjutnya dia ke Dressrosa dengan eternal pose, lalu ke Zou dengan vivre card. Namun beruntung, rute yang nyeleneh ini justru menuntun Luffy pada road poneglyph pertamanya. Serendipity again.
Walau kerap beruntung, tetap ada kemungkinan Luffy melewatkan satu dua poneglyph selama perjalanannya.
Masalah dong?
Tentu, tetapi ada banyak solusi jitu untuk mengatasinya selain memutar balik. Salah satunya adalah dengan bantuan aliansi Luffy yang semakin lama semakin besar belakangan ini. Bisa jadi, mereka ternyata sudah mengumpulkan fish print/ gyotaku/kopian poneglyph yang tersembunyi di rute yang tidak dilalui Luffy. Kalau gitu, enak. Tinggal dikompilasi saja fishprint mereka dengan poneglyph yang sudah diperoleh Luffy. Jauh lebih efisien dan efektif.
Yang jadi masalah tinggal 3 road poneglyph yang tersisa. Satu di Big Mom, satu di Kaidou, satu hilang.

~ Raftel ~

Nah, ini bagian yang paling menarik.
Setelah kita tahu pulau terakhir Grand Line itu bukan Raftel, berarti Raftel bisa DI MANA SAJA. Soalnya patokannya bukan lagi ‘ujung’, melainkan persimpangan empat titik yang tercantum pada road poneglyph. Dan persimpangan itu bisa di mana saja, entah di Grand Line, Calm Belt, East Blue, North Blue, West Blue, South Blue, atau bahkan Red Line.
Apalagi mengingat benak Oda yang penuh twist, Raftel bisa saja sebuah pulau yang pernah dikunjungi Luffy , tapi dengan nama yang berbeda. Seperti halnya Putri Shirahoshi. Secara historis dan kekuatan dia adalah Poseidon, tetapi secara lahiriah dia adalah Shirahoshi.
Ada beberapa teori yang cukup populer  tentang Raftel , antara lain :
  • Raftel tak lain dan tak bukan adalah Kerajaan Kuno itu sendiri. Saya percaya ini teori paling populer terkait Raftel sampai saat ini.
  • Raftel terletak di bawah Reverse Mountain. Teori ini kalah populer tapi sudah cukup lama beredar. Kalau tidak salah sudah ada sejak tahun 2007 dan pencetus teorinya berasal dari Jepang. Teori ini juga lebih mantap kalau dijelaskan dengan ilustrasi jadi mungkin lain kali saja kita bahas.^^
_________________________________
Yosh, Sekian theoview kali ini! Sebenarnya ada satu topik lagi yang menarik untuk dibahas yaitu adegan di mana Luffy mendengar sesuatu dari Hutan Paus. Namun topik ini cukup besar jadi berhak jadi artikel tersendiri. Mungkin lain kali juga^^

Theoview One Piece Chapter 820,5 by Rokushiki Master


Sumber: http://onepieceindonesia.com/review/rokushiki-master/theoview-one-piece-chapter-8205/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

>